Tiga anak kecil yang berlainan bangsa dan tentu saja berlainan bahasa sedang bercakap-cakap dan bermain bersama. Pertanyaannya, pake bahasa apa ya ? Jawabnya mudah tentu saja pake bahas ibunya (masing2). Makanya kalo kita pake bahasa daerah disebut pake bahasa ibu. Tetapi ada pertanyaan yang lebih dalam, mengapa mereka bisa berkomunikasi ? Mereka menggunakan bahasanya sendiri-sendiri mereka bisa memahami apa yang diinginkan oleh yang lainnya. Mereka bahkan tidak perlu belajar memahami apa yang dikatakan oleh kawannya. Tidak perlu English proficiency test dan bayar RM1050. Mereka hanya belajar membaca ekspresi kawannya untuk mengetahui, bahwa kawannya minta diambilkan bola. Membaca mimik dan gerakan tangan untuk mengetahui bahwa kawannya mengajak suit untuk menentukan giliran main.
Tahun berganti, maka sang anak akan belajar bahasa sebagai alat komunikasi utama. Tidak ada yang memungkiri bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif. Tidak pernah satu haripun diantara hari-hari kita yang kita lalui tanpa menggunakan bahasa. Kita makan diwarung, membeli sesuatu ke toko, minta tolong, bahkan mengungkapkan perasaan menggunakan bahasa. Adakah diantara kita yang pernah mencoba dalam sehari saja tanpa menggunakan bahasa ? Tetapi tahukah akibat berkomunikasi menggunakan bahasa tanpa ekspresi ?
Mungkin ada tanda baca yang membedakan suatu kalimat. Mungkin masih ada yang ingat nyanyian anak SDIT Insan Kamil, Sidoarjo yang belajar bahasa Indonesia ....
”Kini aku tahu, menulis dan membaca,
Jika kalimat memberi tahu, gunakan titik diakhir kata,
kalimat perintah, tandanya seru
kalimat tanya, tanda tanya”
tetapi, bahasa tanpa ekspresi menjadi hambar. Seperti masakan tanpa garam, kata ibu-ibu/teteh/mbak/neng/uni. Bisa terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan sesuatu yang tidak seru (.) menjadi seru (!).
Jika anda menggunakan email, sedang chatting, sms atau semacamnya berarti anda sedang memasuki dunia tanpa ekspresi. Siapkan mental anda, siapkan emosi anda. Tentu saja disini tidak ada senyuman (kecuali direkam), yang ada hanyalah kata-kata, yang ada hanyalah bahasa tanpa ekspresi.
No comments:
Post a Comment