Sunday, August 23, 2009

Hitam dan Putih

Kalau diperhatikan, banyak orang Indonesia yang skeptis terhadap dunia politik Indonesia. Yang paling menonjol adalah berita tentang Parpol dan DPR (anggota parpol juga). Kita bisa mendaftar kata-kata paling populer jika dikaitkan dengan parpol adalah : Korupsi dengan berbagai dalih, Ngelencer (jalan-jalan), Bermain wanita (bagi yang pria, kalau yang wanita ada yang bermain laki2 tidak ya ?!). Banyak komentar : untuk menguntungkan diri/kelompok/partainya, tidak sensitif terhadap kehidupan rakyat dan semacamnya. Seburuk itukah ? jawabnya bisa ya, bisa tidak.

De Bono menulis tentang cara pandang terhadap suatu hal dengan istilah “topi”; dengan judul buku “lima topi berpikir” dia mendeskripsikan 5 cara orang memandang suatu masalah : Hitam, Putih, Biru, Merah, Kuning. Saya tidak membahas buku de Bono, kalau tertarik bisa baca sendiri. Saya hanya membahas cara pandang partai dari sudut pandang Hitam dan Putih.

Pada dasarnya tidak ada manusia yang 100% hitam dan 100% putih (mungkin hanya nabi yang ma’shum), begitu juga organisasi dengan parpol termasuk dalam klasifikasi ini. Seorang agen polisi Italia pernah menuliskan kisahnya dalam menyusup ke organisasi mafia (mungkin yang terkenal adalah yang berasal dari Sicilia, dan sudah difilmkan a.l. Godfather). Dia menyusup ke mafia beberapa kali, dengan kesimpulan : penghormatan, kesetiaan dan keteguhan memegang janji dalam dunia mafia lebih baik dibanding dalam dunia normal. Dalam dunia yang kotor, penuh dengan pembunuhan, sabotase, perdagangan narkoba, pelacuran dan sebagainya masih ada beberapa titik positif. Bagaimana dengan parpol ?

Kalau Hitam bisa diwakili dengan angka nol dan putih satu, maka Parpol –dalam pandangan saya— semuanya ada pada daerah abu-abu, atau kira-kira terletak antara 0,01 sampai 0,99. Jadi kalau parpol berada pada skor 0,01 hampir bisa dipastikan kalau hampir keseluruhan tindakannya adalah untuk kepentingan sendiri, tega terhadap nasib bangsa ini. Kalau skor 0,99 mungkin visi, misi, platform, arah kebijakan partai, program, kegiatan semuanya baik; hanya human error yang manusiawilah yang menyebabkan tidak mendapat nilai 1,00.

Kalau orang bertopi hitam (meminjam de Bono) maka cara memandang sesuatu dari sisi hitamnya. Semua partai bejat, amoral, tukang keruk kekayaan negara, penindas rakyat (dengan membaca berita ada beberapa anggota dewan yang tertangkap KPK). Setiap kebajikan yang dibuat oleh seorang anggota dewan atau tokoh sebuah partai akan disikapi sebagai : Mencari muka, kampanye, menarik simpati agar dipilih. Jika berbuat keburukan akan disikapi sebagai : Itu sudah kelakuannya, tidak kagetlah, baru terungkap keburukannya yang selama ini tersembunyi.

Apa akibatnya ?

Ada kecenderungan stigma Boldburuk yang kita lekatkan pada seseorang/organisasi/obyek akan berakibat membawa persepsi pada obyek suatu efek asosiasi (wah tanya sama orang psikologi ya). Obyek akan mengasosiasikan dengan stigmanya, atau ‘berusaha memenuhi’ stigma yang dicapkan pada dirinya. Kalau terjadi yang demikian, menurut saya menjadi suatu preseden buruk bagi dunia kita. Saya tidak bilang dunia perpolitikan kita, karena pada dasarnya politik adalah panglima. (Benarkah ?). Coba kita cek fakta berikut ini :

Penguasa riel didunia sekarang adalah Amerika dan Israel/Yahudi. Apapun yang dikatakan oleh mereka akan menjadi kebenaran. Benar kata Amerika, maka benarlah. Salah kata Amerika maka salahlah.

- Israel (saya tidak menyebut sebagai negara, mungkin lebih tepat disebut gerombolan) telah membunuh rakyat palestina lebih banyak dibandingkan yang dilakukan oleh (klaim mereka) Jerman terhadap yahudi. Tetapi bisa dilihat dalam sejarah, film, kebijakan negara dan sebagainya : Yahudi harus dikasihani, yahudi sebagai korban. Palestina adalah teroris, bahkan dalam suatu pemilihan ketika rakyat memilih Hamas pemerintah amerika dan gerombolan yahudi bisa membalik-balik opini. Ketika dalam konferensi menlu di Afrika akan diambil suara tentang posisi Israel yang sebagai pihak/organisasi/negara yang melakukan kejahatan : semua negara setuju, kecuali negara Amerika, Israel yang tidak setuju dan satu abstain. Tetapi apa yang terjadi ? dengan loby (lebih tepat intimidasi) akhirnya satu-persatu negara-negara itu menyatakan tidak setuju.

- Irak sudah hancur tanpa bukti dan argumentasi yang sah untuk invasi. Tetapi siapa yang benar ? Amerika dengan dalih pre-emtive attack.

- Amerika, Rusia, India, Prancis, Israel punya senjata nuklir mengapa Iran yang dikejar2 ?

Apa kata PBB ? (tanya rumput yang bergoyang—Ebiet)

Yang topi putihnya mana ? (ya kebalikan topi hitamlah)

Kalau politik sangat mempengaruhi kehidupan kita, apa yang bisa kita lakukan ? dengan memaki-maki ? menurut saya tindakan yang memadai adalah dengan mengambil tindakan nyata. Ada usulan kongkret ?

No comments:

Post a Comment